Jakarta, KIPPINDO–KIPP Indonesia akan Menyelenggarakan Kongres Nasional pada bulan Desember 2017, di Cibubur, Depok, Jabar. Plt Sekjen KIPP, Kaka Suminta menyebutkan bahwa Kongres KIPP saat ini merupakan momentum sa

ngat penting bukan hanya untuk KIPP Indonesia sendiri, melainkan juga Bangsa Indonesia secara keseluruhan, karena dari catatan KIPP, Kongers ini merupakan satu generasi keberadaan KIPP yang ikut membidani dan mengawal reformasi 1998.

“Saya pikir ini bukan hanya soal keberadaan dan kiprah KIPP Indonesia sebagai pemantau Pemilu, tetapi ini merupakan momentum satu generasi KIPP ikut melahirkan dan mengawal reformasi 1998,”ujar Kaka, Rabu (8/11), di Jakarta.

Dalam sejarah KIPP Indonesia menurut Kaka, lembaga pemantau Pemilu pertama di Indonesia ini merupakan bagian dari konsolidasi masyarakat sipil di Indonesia. Menurutnya saat ini kehadiran masyarakat sipil sendiri sangat memprihatinkan, berhadapan dengan kekuatan negara dan korporat, masyarakat sipil saat ini seperti tersudut, sehingga Kongres nanti, diharapkan akan menjadi bagian dari rekonsolidasi masyarakat sipil di Indonesia.

“Kita lihat dalam Pilkada Jakarta, juga pada tahapan awal Pemilu dan Pilkada serentak saat ini, semua ruang habis oleh wacana perebutan kekuasaan, dengan meninggalkan masyarakat sipil tersudut, tanpa ada ruang eksplorasi, hanya korporat, partai dan state yang mengabil hampir semua ruang, ini membahayakan,”lanjut Kaka.

Acara di KIPP Indonesia, Jakarta

Sementara itu, Ketua Presidium KIPP Indonesia, Standarkiaa Latief menyebutkan bahwa memang DNA KIPP Indonesia merupakan bagian dari konsolidasi masyarakat sipil dalam kelahirannya di masa represi Orba. saat itu dan juga sekarang, pemantauan Pemilu merupakan upaya untuk menjadikan Pemilu sebagai Koreksi terhadap kekuasaan dan penggunaan kekuasaan. Kongres harus dapat mereformulasi, keberadaan dan kipra KIPP tersebut.

“Pemilu harus menjadi koreksi total terhadap kekuasaan dan penggunaan kekuasaan, sehingga pemantauan KIPP Indonesia ditujukan untuk itu,”pungkas Standarkiaa, Rabu (8/11), di Jakarta. Standarkiaa merupakan aktifis 98 yang sampai saat ini tetap bersuara vokal terhadap penyelenggara negara.