Bandung: Seluruh kandidat yang akan bertarung pada Pemilu Gubernur Jawa Barat 2018 belum memiliki tingkat keterpilihan (elektabilitas) yang aman. Hal itu pun membuat setiap calon dinilai masih memiliki peluang yang sama untuk meraih suara dari masyarakat Pasundan.
Hal ini terungkap dalam hasil survei terbaru yang diumumkan Indocon, di Bandung, Minggu 12 November 2017. Menurut Direktur Eksekutif Indocon Fajar Nursahid, pihaknya melakukan survei pada Oktober kemarin dengan menggunakan sampel yang tersebar di 27 kabupaten/kota di Jabar.
Berdasarkan survei tersebut, raihan setiap calon masih riskan karena belum memiliki pemilih yang mantap (strong voters). Ridwan Kamil (Emil), Dedi Mulyadi, dan Deddy Mizwar yang berada di peringkat teratas belum memiliki pemilih loyal yang banyak yakni masih di angka 15 persen.
“Seharusnya, jumlah strong voters yang cukup aman di angka 40 persen ke atas,” kata Fajar.
Ia menyontohkan, meski berada di peringkat teratas sebagai calon gubernur yang paling banyak dipilih responden, Emil hanya memiliki sekitar 15 persen strong voter. Raihan strong voters itu pun masih jauh untuk mengamankan posisi Emil dalam Pilgub Jabar.
“Apalagi dari hasil Pilgub Jabar 2008 dan 2013, kandidat yang elektabilitasnya tertinggi, ternyata kalah,” lanjutnya.
Sementara itu, pakar politik dan pemerintahan dari Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung Firman Manan mengatakan, setiap calon gubernur memerlukan sosok wakil gubernur yang mampu melengkapi kekurangannya. Hal itu dinilai sangat penting jika ingin meraih kemenangan pada pesta demokrasi tersebut.
Ia mengatakan, Latar belakang calon gubernur harus dilengkapi oleh latar belakang calon wakil gubernurnya. Diantaranya yakni calon gubernur yang identik nasionalis harus menggandeng calon wakil gubernur yang kental dengan kultur religi.
“Harus memilih calon wakil gubernur yang tepat. Memperkuat basis religi, jika dia citranya nasionalis,” kata Firman.
Terlebih, menurutnya di Jabar sangat banyak pemilih tradisional yang mengedepankan aspek agamais dalam memilih pemimpin. Hal itu berkaca pada Pilgub sebelumnya baik tahun 2008 maupun 2013.
” Aher yang kental religiusitasnya bisa menang dua kali. Juga dilihat dari fenomena aksi 212, massanya paling banyak dari Jawa Barat,” beber Firman.
Sementara itu hasil survei dari Indocon ini, elektabilitas Emil berada di posisi teratas dengan meraih 34,6%. Disusul Dedi Mulyadi (15,3%), dan Deddy Mizwar (11,9%). Sedangkan untuk elektabilitas calon wakil gubernur, Desy Ratnasari berada di posisi teratas dengan meraih 17%, disusul Uu Ruzhanul Ulum 8%, dan Netty Prasetiyani 7%.
Be the first to comment on "Tingkat Keterpilihan Pilkada Jabar, Masih Riskan"